Wajib Selalu Bersyukur Atas Nikmat Allah
Hidup Ini Terus Bergulir..
Roda kehidupan memang
senantiasa bergulir, ada saatnya untuk bahagia dan ada pula waktu-waktu
terjatuh dalam duka. Tidak ada yang mengetahui adanya perubahan, kecuali Dzat
yang menciptakan kehidupan.
Tidak ada seorangpun tahu
apa yang bakal terjadi dalam hidup mereka. Manusia memang bisa berharap dan
berencana, tapi tetap Allah yang menentukan, kadang hidup bergulir ke arah yang tak disangka-sangka.
Tak peduli betapa deras
airnya, hujan akan selalu berhenti. Setiap tetes air mata dan luka akan
mengering. Dan matahari akan selalu terbit dan terbenam setiap harinya, sampai
batas waktu yang ditetapkan-Nya.
Semua itu hanyalah fase
hidup yang akan terlewati seiring dengan waktu. Jangan biarkan gelapnya masa
lalu meredupkan cerahnya harapan di esok hari.
Hari-hari ini, kita
berbahagia. Berbagai sajian dengan olahan daging sapi maupun kambing memenuhi
meja makan di dalam rumah. Gule, kare, rawon, soto, sate, atau barangkali
mencoba resep baru.
Sate Daging |
Daging sapi ataupun kambing
merupakan bentuk ujian atas seorang mukmin. Akankah dia menjadi hamba yang
bersyukur atau justru mengkufuri nikmat-Nya. Hal ini juga berlaku pada daging
ayam.
Dikisahkan, ada seorang
laki-laki yang kaya raya. Hidupnya pun dipenuhi dengan kemewahan.
Suatu hari, lelaki kaya
tersebut sedang menikmati ayam bakar dengan ditemani sang istri tercinta. Tidak
terbayangkan betapa lezatnya sajian pada waktu itu.
Tiba-tiba terdengar suara
ketukan pada pintu rumahnya. Ternyata ada seorang pengemis sedang berdiri
mengharap belas kasihan.
Lelaki itu pun keluar dan
menghardik pengemis tersebut. Mengganggu saja, mungkin itu yang ada di
benaknya. Allahul musta'an.
Tak berselang lama usai
kejadian itu, lelaki kaya tersebut berubah menjadi miskin. Tak hanya itu, dia
juga menceraikan istrinya.
Demikian berat apa yang
dialami wanita itu. Perjalanan rumah tangganya terhenti di persimpangan jalan.
Namun begitulah hidup. Di kemudian hari, wanita tadi menikah dengan lelaki
lain.
Memang tidak mudah untuk
memulai hari yang baru. Apalagi saat kemarin kita gagal meraih salah satu
impian. Bukan hanya sekedar semangat, namun dibutuhkan tekad baja agar tidak
terjebak dalam keputusasaan.
Tidak semua kesenangan hidup
yang dirasakan, menunjukkan keridhaan Allah. Demikian pula sebaliknya,
kesedihan hidup bukan berarti Allah itu murka. Semuanya merupakan ujian yang
datang dari-Nya.
Wanita itupun melanjutkan
fase kehidupannya bersama suaminya yang baru. Suka duka menjadi garam yang
menghiasi rumah tangganya.
Pada suatu hari, suami istri
ini sedang menikmati sajian ayam bakar. Ternyata pintu rumah mereka diketuk
oleh seorang pengemis.
Sang suami kemudian menyuruh
istrinya,
ناوليه الدجاجة...
"kasih untuknya daging
ayam itu!"
Ketika sang istri keluar
hendak memberikan ayam bakar tersebut, dia sangat terkejut. Betapa lisannya tak
mampu mengeluarkan kata-kata. Hatinya demikian tersentak bak genangan air yang
riuh oleh debur ombak.
Dengan sisa tenaga yang
dimiliki, dia pun menyerahkan ayam yang dibawanya, lalu kembali masuk dengan
menitikkan air mata. Wanita ini menangis tersedu-sedu.
Sang suami yang dermawan ini
pun keheranan dan menanyakan perihal tangisan istrinya.
Maka wanita itu menceritakan
bahwa pengemis tadi adalah mantan suaminya yang pertama. Sang istri juga
mengisahkan kejadian yang pernah dilakukan oleh mantan suaminya ketika
menghardik seorang pengemis.
Terkejut mendengar penuturan
istrinya, lelaki yang kini menjadi suami keduanya pun berkata,
والله،
أنا ذلك السائل
"Demi Alloh. Akulah si
pengemis itu !"
Dalam Riwayat lain,
و
أنا -والله- ذلك المسكين الأول! خولني الله نعمته و أهله لقلة شكره.
"Dan aku - demi Allah -
adalah si miskin itu (yg dulu diusirnya).
Allah pindahkan kekayaan sekaligus istrinya untukku gara-gara dia kurang
bersyukur."
Subhanallah. Tidaklah
Allah menamai diri-Nya dengan al-Hakim
-Dzat Yang Maha Bijaksana- melainkan karena semua ketentuan-Nya penuh hikmah.
Demikian samarnya maksud terjadinya musibah yang menimpa manusia hingga
membutuhkan renungan yang lama dan pandangan yang seksama.
Demikianlah, hidup ini terus
bergulir. Hari ini, kita menangis. Esok hari, kita tertawa. Adakalanya air
hujan membasahi permukaan bumi, adakala tanah terpancar terik matahari. Ada kebersamaan,
ada pula perpisahan. Natawakkal 'alallah 'azza wa jalla_.
Sumber :
1. Renungan, Sudahkah Kita Bersyukur ? (dengan sedikit perubahan tanpa merubah makna)
Baca kisah lainnya yaitu Pemuda Perindu Bidadari Syurga & Cincin dan Air Mata.
0 Comments
Comment yang baik atau tidak sama sekali !